Rutan Masohi Berkolaborasi Dengan Puskesmas Letwaru Skrining Penyakit Menular HIV & Sifilis

    Rutan Masohi Berkolaborasi Dengan Puskesmas Letwaru Skrining Penyakit Menular HIV & Sifilis
    DOK. Humas Rutan Masohi

    Masohi - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Masohi berkolaborasi dengan Puskesmas Letwaru Kota Masohi untuk melakukan skrining penyakit menular HIV dan Sifilis bagi Narapidana, Selasa (08/08).

    Dalam sambutannya, Kepala Rutan Masohi, Yusuf Mukharom mengatakan bahwa seluruh WBP yang masuk di Rutan memang semuanya kehilangan kemerdekaannya, namun mereka juga mempunyai hak yang sama salah satunya adalah hak untuk mendapatkan pelayanan tahanan. Rutan Masohi akan terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi WBP khususnya bidang kesehatan. “Pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan untuk Bapak-Ibu WBP, semua sudah ada, tapi kalau Bapak-Ibu sendiri tidak menjaga kesehatan diri sendiri juga sama saja. Memang disediakan fasilitas kesehatan oleh Pemerintah, tapi apakah dengan adanya fasilitas tersebut membuat bapak-ibu jadi malas tahu untuk menjaga kesehatannya? Kan tidak mungkin. Ada timbal baliknya, masa kalian mau sakit terus-terusan, tidak mungkin seperti itu, ” ungkap Yusuf. 

    Orang nomor satu di Rutan Masohi ini berharap semua WBP dapat menjaga kebersihan diri masing-masing, mulai dari menjaga kebersihan kamar, sampai dengan pemakaian alat mandi seperti handuk dan lain-lain tidak dipakai bergantian satu dengan yang lain. Karena kalau terjadi demikian, dapat menularkan berbagai macam penyakit seperti halnya penyakit kulit. Oleh karena itu, ia meminta agar semua WBP mempunyai perlengkapan mandinya sendiri-sendiri dan tidak saling berbagi di antara satu dengan yang lain. “Kita tidak tahu si A sakit apa atau si B, kalau Bapak-Ibu kasih handuk atau sabun milik sendiri ke mereka, otomatis penyakit bisa ditularkan melalui handuk atau sabun tersebut. Misalkan, penyakit kulit gatal-gatal itukhan menulari, sudah pasti kalau terjadi seperti demikian tetaplah tertular. Jadi saya mohon sekali, kalau ada yang seperti itu jangan lagi, ” pesan Yusuf.


    Untuk kegiatan skrinning HIV dan Sifilis, ia mengajak seluruh WBP agar tidak merasa takut apabila dilakukan skrinning. “Karena hari ini adalah skrinning HIV dan Sifilis, berarti siapapun ya mudah-mudahan gak ada, kalaupun ada, tetap tenang, jangan khawatir, dijamin kerahasiaannya dan sudah menjadi kode etik kesehatan. Jadi jangan malu, nanti kalau memang positif, seperti yang saya sampaikan, tetap tenang, nanti langkahnya seperti apa, jenis obat apa yang harus diminum, semua sudah disediakan oleh pihak puskesmas letwaru. Ingat Bapak/Ibu, HIV/Sifilis bukan penyakit kutukan, dan Rutan/Lapas itu termasuk kawasan atau objek daerah yang mempunyai risiko kemungkinannya tinggi untuk HIV itu, lanjut Yusuf.

    Yusuf mengingatkan WBP kalau mungkin pandangan orang awam yang terkena HIV itu karena hubungan seksual, tidak seperti itu. Orang yang terinfeksi HIV bisa juga melalui jarum suntik. Jangan ada yang pakai jarum suntik sembarangan, atau bahkan dengan sengaja dan secara diam-diam mentato dirinya dengan menggunakan jarum suntik yang sama, sangat beresiko tinggi.


    Sementara itu, dr. Katelya Br. Tarigan mengaku senang sekali karena Klinik yang merupakan tanggungjawabnya bisa berkolaborasi dengan puskesmas Letwaru-Masohi. Dimana kali ini dalam kolaborasinya, melakukan skrinning kepada WBP di Rutan Masohi. Sebelum dilakukan skrinning, dokter yang berdarah Batak ini menjelaskan kalau HIV atau Human Immunodeficiensy adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Sedangkan  Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya. Sifilis juga merupakan penyakit yang sering dinamai raja singa oleh masyarakat disebabkan Treponema Palidum penyebabhnya sama dengan HIV melalui cairan vagina, sperma maupun ibu hami ke janin.


    “Jadi Bapak-Ibu, penularan terjadi melalui kontak cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk atau sentuhan fisik. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap didalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita, ” urai dokter. Sebagai penutup, dikatakannya bahwa untuk pencegahan HIV/AIDS perlu dilakukan beberapa langkah yakni A A (Abstinence): absen dalam seksual bebas, kedua B (Be Faithful): setia pada pasangan, dan C (Condom): menggunakan kondom untuk mengurangi resiko terpapar HIV, ketiga D (Drug No): tidak mengunakan Narkoba, keempat C (Condom): menggunakan kondom untuk mengurangi resiko terpapar HIV, terakhir E (Education): edukasi tentang pencegahan, penyebaran, dan pengobatan. 


    Setelah diberikan penjelasan, selanjutnya dilakukan skrinning HIV dan Sifilis oleh medis Klinik Pratama Rutan Masohi dengan Puskesmas Letwaru Kota Masohi kepada kurang lebih 50 orang WBP.

    kanwil kemenkumham maluku rutan masohi marasidin saiful sahri yusuf mukharom
    FARID MUHAMAD RIFKI

    FARID MUHAMAD RIFKI

    Artikel Sebelumnya

    Tingkatkan Iman Kristen, WBP Nasrani Rutan...

    Artikel Berikutnya

    KPU Kab. Maluku Tengah Gelar Rakor Persiapan...

    Berita terkait